Powered By Blogger

Sunday, February 28, 2016

Putri Tikus







Pada zaman dahulu kala, di sebuah kerajaan hiduplah seorang Raja dengan ketiga Putranya. Ketiga Putranya kini sudah tumbuh menjadi dewasa. Karena ketiga Pangeran sudah dewasa, Raja sangat berharap mereka segera menikah.


Suatu hari, Raja menyuruh ketiga Pangeran untuk pergi mengembara. Dengan begitu mereka dapat mencari seorang istri. Akhirnya, Pangeran sulung, meminta restu sang Raja. Namun di tengah perjalanan, Pangeran Sulung melihat seekor Tikus. Tikus berlari kesana kemari, Tikus itu terlihat berbeda dari Tikus lainnya. akhirnya, Tikus berlari menghampiri kaki kuda yang dinaiki Pangeran Sulung, Pangeran Sulung berusaha supaya kudanya tidak menginjak si Tikus, namun, Tikus tidak mau pergi.


‘’ Hei, Tikus. Pergilah! Jangan sampai kau, diinjak oleh Kudaku!’’ teriak Pangeran Sulung.


‘’ Jangan injak aku Pangeran tampan. Ajaklah aku ke Istana, dan jadikan aku tunanganmu.’’ Kata si Tikus.


‘’ Hahaa. Apa yang kau katakana? Aku harus membawamu dan menjadikanmu sebagai tunanganku? Itu tidak mungkin.!’’ Jawab Pangeran Sulung, ia langsung pergi dan mempercepat kudanya.


Tidak lama kemudian, Pangeran Sulung memberikan kabar kepada Raja, ia sudah bertemu dengan Putri cantik dari kerajaan tetangga. Setelah mendapat kabar baik, Pangeran Kedua langsung pergi mengembara. Sama persis seperti Pangeran Sulung, ia bertemu seekor Tikus. Tikus memohon untuk dijadikan tunangannya. Pangeran Kedua tidak meghiraukan dan langsung pergi dengan cepat. Pangeran Kedua pun berhasil bertemu dengan Putri dari kerajaan lain.


Akhirnya, Pangeran Bungsu meminta restu Raja untuk segera pergi mengembara dan membawa Putri cantik. Namun, di tengah perjalanan ia pun bertemu dengan seekor Tikus sama seperti kedua kakaknya. Si Tikus pun memohon dengan sangat sedih. Agar Pangeran Bungsu membawanya ke istana dan menjadikannya sebagai tunangan. Pangeran Bungsu merasa sangat kasihan melihat si Tikus memohon. Ia bersedia menerima si Tikus.


Tikus langsung mengajak Pangeran untuk melihat tempat tinggal yang dihuninya. Tikus berlari mendahului Pangeran Bungsu untuk menunjukkan jalan. Hatinya sangat gembira. Pangeran Bungsu menaiki kuda dan mengikuti dari belakang dan sampailah di sebuah batu yang sangat besar.


‘’ Pangeran, di sinilah tempat tinggalku. Tunggulah sebentar’’ kata Tikus masuk ke dalam liang kecil.


Pangeran Bungsu sangat penasaran. Ia langsung turun dari kudanya dan menghampiri liang Tikus terebut. Tiba-tiba terpancarlah sinar ke arah Pangeran Bungsu. Setelah ia menunggu cukup lama. Akhirnya, keluarlah si Tikus dan menyerahkan cincinnya kepada Pangeran Bungsu. Cincin itu sangat indah, Pangeran pun sangat terkejut melihat cincin yang indah dan belum pernah di lihatnya.


Pangeran Bungsu segera kembali ke Istananya. Ia pun menunjukan cincin dari Tikus. Namun, ia sama sekali tidak mau menceritakan dari mana asal Putri yang menjadi pilihannya. Semua orang dalam istana terkejut melihat keindahan cincin yang ia kenakan. Cincin kedua kakaknya tidak seindah cincin yang dimiliki Pangeran Bungsu. Setelah beberapa saat. Raja memanggil ketiga Putranya.


‘’ Anak-anakku, aku ingin ingin sekali memakan roti buatan calon-calon menantuku. Pergilah dan Tolong sampaikan pesanku ini kepada calon istri kalian!’’ kata Raja.


Pangeran Bungsu sangat kebingungan. Ia berpikir bagaimana cara Tikus tunangannya membuatkan roti untuk Raja. Akhirnya, ia memutuskan untuk menceritakan apa permintaan ayah. Pangeran Bungsu langsung pergi menemui si Tikus dan memanggilnya. Ia menanyakan apakah Tikus sanggup membuatkan roti.


‘’ Pangeran, apakah hanya itu permintaan Raja? Tidak usah khawatir Pangeran, besok pagi roti yang diinginkan Raja akan aku siapkan.’’


Pangeran segera kembali ke istana dan sangat berharap Tikus tunangannya benar-benar dapat membuatkan roti. Keesokan harinya, Pangeran Bungsu segera kembali ke rumah Tikus. Ia melihat Tikus sudah menunggunya dan roti pesanan Raja. Pangeran Bungsu segera membawa roti tersebut ke istana.


Raja pun langsung mencicipi roti buatan calon-calon menantunya. Kedua kakaknya membawa roti yang rasanya biasa. Namun, Roti yang paling lezat, adalah roti buatan Tikus calon istri dari Pangeran Bungsu.


‘’ Aku sudah memcicipi roti buatan calon istri kalian. Sekarang, aku ingin tahu, apakan mereka dapat membuatkan minuman yang enak untukku.’’ Kata Raja.


Ketiga Pangeran langsung pergi menemui calon istrinya masing-masing untuk memberitahukan permintaan Raja yang kedua. Si tikus pun menyuruh Pangeran Bungsu untuk kembali keesokan harinya. Keesokan harinya Pangeran Bungsu kembali, dan ia melihat sebuat pot emas dan di hiasi batu-batu mulia, sudah siap. Ketika tutup pot di buka, terciumlah bau yang sangat wangi dan segar.


Raja pun langsung mencicipi minuman itu. Namun, Raja tidak pernah minum minuman sesegar dan seenak buatan si Tikus. Raja sangat bahagia. ‘’ Kalian bertiga, sudah berhasil mendapatkan calon istri yang baik. Namun, Putra Bungsu tunanganmu lah yang terbaik. Roti dan minuman buatannya sangat enak.’’ Kata sang Raja.


Akhirnya, Raja meminta ketiga Putranya untuk membawa calon istrinya ke istana. Raja ingin sekali melihat wajah calon menantunya.


Pangeran Bungsu pun mulai kebingungan. ‘’ sekarang, apa yang harus aku lakukan? Bagaimana mungkin aku membawa Tikus ke istana.’’ Pangeran Bungsu langsung pergi menemui Tikus dan mengabarkan untuk membawanya ke istana.


‘’ Tikus, sejujurnya aku sangat khawatir, bagaimana caranya aku membawamu ke istana.’’ Kata Pangeran Bungsu.

‘’ Jangan khawatir Pangeran. Semuanya akan berakhir dengan baik. Namun, Pangeran harus menuruti semua yang aku katakan. Siapkan satu kulit telur, enam ekor kumbang, dan dua ekor lalat.’’ Jawab si Tikus.


‘’ Ikatkan keenam ekor kumbang pada kulit telur tersebut, kemudia pasangkan ke dua ekor lalat dalam kulit telur, satu di depan dan di belakangku. Aku akan berada paling belakang, dan saat aku tiba di istana nanti, tirukan apa yang kedua kakak Pangeran lakukan kepada calon istrinya. Semuanya akan berakhir dengan baik.’’ Sambungnya.


Pangeran Bungsu menuruti apa yang dikatakan si Tikus. Hatinya pun sedikit ragu dan khawatir apa yang akan terjadi. Tidak lama kemudian, Tikus duduk di dalam kulit telur dan berangkatlah mereka ke istana. Pengeran Bungsu melihat kedua kakaknya menggendong dan mencium calon istrinya. Pangeran Bungsu pun melakukan peris seperti kakaknya.


Tanpa diduga, tiba-tiba, seorang Putri cantik berada dalam gendongan Pangeran Bungsu dan kendaraan yang dinaiki Tikus berubah menjadi sebuah kereta indah. lengkap dengan pengawalnya. Mereka pun masuk ke dalam istana. Semua orang yang berada dalam istana sangat terpesona melihat kecantikan Putri Tikus. Setelah mengenalkan calon istri dari ketiga Pangeran. Putri-putri tersebut kembali ke istana masing-masing.


Pangeran Bungsu mengantarkan Putri Tikus kembali rumahnya. Batu tempat tinggalnya berubah menjadi istana yang indah dan megah. Ternyata Putri terkena kutukan penyihir jahat, sehingga istananya berubah menjadi batu dan ia berubah menjadi Tikus.


Akhirnya, Putri dan Pangeran Bungsu menikah, dan hidup sangat bahagia.


Pesan moral dari Cerita Dongeng Anak Dunia : Legenda Putri Tikus adalah jangan melihat orang lain dari penampilan luarnya saja. Setiap orang memilki kelebihan yang mungkin kita tidak tahu.

Written By Elang Duta (http://ceritadongeng-indonesia.blogspot.co.id/2016/01/cerita-dongeng-fabel-putri-tikus.html)

Wednesday, November 18, 2015

Cara Mengetahui Putri Yang Asli






Pangeran ingin menikah. Tapi, ia hanya ingin menikah dengan seorang perempuan yang benar-benar putri.

Bertahun-tahun, pangeran mencari seorang putri yang asli ke seluruh negeri. Tapi, ia tidak berhasil mendapatkannya. Ia banyak bertemu dengan perempuan yang mengaku dirinya sebagai putri. Tapi, setelah diuji, tidak ada seorang pun yang lolos. Pangeran putus asa dan memutuskan pulang.

Pada suatu malam, badai datang meluluh lantakkan kota. Guntur dan kilat menyambar bergantian. Malam itu sangat menakutkan. Tiba-tiba, pangeran dan ratu mendengar suara gerbang diketuk.

Saat gerbang dibuka, seorang perempuan berdiri di depan gerbang. Ia basah kuyup oleh air hujan. Putri itu mengatakan bahwa dirinya putri yang asli.

Ratu mendengar pengakuan putri itu dan ingin mengujinya. la masuk ke dalam kamar dan menaruh kacang polong di bawah kasur. Ratu melapis kasur itu dengan 20 matras dan 20 selimut. Lalu malam itu sang putri diperintahkan tidur di kasur itu.

Esoknya, ratu bertanya bagaimana tidur sang putri.

"Oh, buruk sekali," jawab putri.

"Aku tidak bisa menutup mata semalaman. Aku tidak tahu ada apa di bawah kasur. Aku menindih sebuah benda yang keras. Badanku memar-memar karenanya. Pokoknya sangat mengerikan," kata putri.

Ratu dan pangeran yakin bahwa ia adalah putri yang asli. Sebab, ia bisa merasakan kacang polong di bawah kasur yang ditutup 20 matras dan 20 selimut. Hanya putri yang asli yang bisa merasakan kacang polong itu.

Akhirnya, pangeran menikahi sang putri. Mereka hidup bahagia selamanya. Kemudian, kacang polong yang dijadikan alat uji itu dimasukkan ke dalam museum kerajaan.


Pesan Moral : 
hargailah semua orang, baik yang kaya maupun yang miskin. Jangan menilai mereka dari penampilan saja. Sebab, penampilan luar belum tentu mencerminkan kepribadian yang baik.









Anak-Anak Jahat Yang Tertipu




Dahulu kala, hiduplah seorang kakek tua yang kaya raya. Ketika ia merasa ajalnya sudah dekat, ia membagi seluruh hartanya pada empat orang anaknya. Namun, kakek tua tidak kunjung meninggal. Justru, ia semakin sehat setiap hari.

Keempat anak kakek tua bukan anak-anak yang baik. Mereka hanya menginginkan harta kakek tua. Mereka tidak pernah merawat kakek tua. Kakek tua tersiksa oleh sikap jahat anak-anaknya.

Suatu hari, ia bertemu dengan sahabat lamanya. la menceritakan segala gundah hatinya pada sahabatnya itu.

Sahabat kakek tua itu pun memberikan usul, "Begini saja. Besok, aku akan datang ke rumahmu membawa empat karung berisi batu dan kerikil. Aku akan katakan bahwa karung itu berisi emas dan permata sebagai bayaran atas utang-utangku padamu. Kau katakan pada anak-anakmu bahwa empat karung itu akan kau wariskan setelah kau meninggal. Kakek tua setuju dengan usul temannya itu.

Keesokan harinya, sahabat itu datang ke rumah kakek tua dan memberikan empat karung berisi kerikil. Keempat anak kakek tua langsung bersikap baik. Mereka merawat kakektua. Mereka takut tidak kebagian warisan empat karung emas dan permata.

Akhirnya, kakek tua meninggal dunia dengan tenang. Keempat anaknya dengan serakah membuka empat karung warisan kakek tua. Betapa kagetnya mereka karena tidak menemukan emas dan permata, justru menemukan batu dan kerikil. Barulah mereka sadar bahwa selama ini mereka ditipu oleh ayah mereka dan sahabatnya.


Pesan Moral :
jangan jadi anak yang jahat. Sayangilah orangtuamu seperti mereka menyayangimu ketika membesarkanmu sejak kecil: Patuhi dan rawatlah orangtuamu tanpa mengharapkan imbalan.






Asal-Mula Bluebird Mendapatkan Warna Birunya








Di California, Amerika Serikat, ada burung cantik berbulu biru, itulah mengapa orang menyebutnya bluebird (burung biru). Selain mempunyai warna bulu yang indah, bluebird juga bisa berkicau merdu.

Tahukah kalian bagaimana bluebird mendapatkan warna bulu yang biru? Begini ceritanya.

Dahulu kala, Bluebird mempunyai bulu yang sangat jelek dan kusam. Setiap pagi, ia selalu mandi di sebuah danau yang besar sambil menyanyikan lagu ajaib, "Ada air yang biru. Itu ia di sana. Aku pergi ke air itu dan aku menjadi biru."

Suatu pagi, Bluebird membuka seluruh bulunya dan mandi di danau. Sejak saat itu, tubuh bluebird ditutupi oleh bulu berwarna biru.

Sementara itu, anjing hutan selalu mengawasi Bluebird dan ingin memakannya. Tapi, ia takut pada air danau. Ia kaget melihat bulu Bluebird berubah jadi biru.

"Bagaimana bisa bulu jelekmu berubah jadi biru dan indah seperti itu?" tanya anjing hutan.

"Aku mandi setiap hari di danau dan menyanyikan lagu ajaib," kata Bluebird. Lalu, ia mengajari anjing hutan lagu ajaibnya.

Anjing hutan ingin juga mempunyai bulu yang biru. Ia melangkah menuju danau. Ia ingin mandi sambil bernyanyi.

Tapi, ia tersandung sebuah akar dan jatuh ke dalam lumpur. Sejak saat itu bulu anjing hutan berwarna cokelat dan kusam.


Pesan moral :
jangan iri pada kelebihan orang lain. Syukuri nikmat yang diberikan Tuhan kepadamu. Kalau suka iri pada orang lain, kamu akan rugi sendiri. Hatimu tidak tenang dan kamu susah tersenyum.

Sunday, November 8, 2015

Ayam Jantan yang Cerdik dan Rubah yang Licik


Suatu senja saat matahari mulai tenggelam, seekor ayam jantan terbang ke dahan pohon untuk bertengger. Sebelum dia beristirahat dengan santai, dia mengepakkan sayapnya tiga kali dan berkokok dengan keras. Saat dia akan meletakkan kepalanya di bawah sayap-nya, mata nya menangkap sesuatu yang berwarna merah dan sekilas hidung yang panjang dari seekor rubah.

"Sudahkah kamu mendengar berita yang bagus?" teriak sang Rubah dengan cara yang sangat menyenangkan dan bersemangat.

"Kabar apa?" tanya sang Ayam Jantan dengan tenang. Tapi dia merasa sedikit aneh dan sedikit gugup, karena sebenarnya sang Ayam takut kepada sang Rubah.

"Keluargamu dan keluarga saya dan semua hewan lainnya telah sepakat untuk melupakan perbedaan mereka dan hidup dalam perdamaian dan persahabatan mulai dari sekarang sampai selamanya. Cobalah pikirkan berita bagus ini! Aku menjadi tidak sabar untuk memeluk kamu! Turunlah ke sini, teman, dan mari kita rayakan dengan gembira."

"Bagus sekali!" kata sang Ayam Jantan. "Saya sangat senang mendengar berita ini." Tapi sang Ayam berbicara sambil menjinjitkan kakinya seolah-olah melihat dan menantikan kedatangan sesuatu dari kejauhan.

"Apa yang kau lihat?"tanya sang Rubah sedikit cemas.

"Saya melihat sepasang Anjing datang kemari. Mereka pasti telah mendengar kabar baik ini dan -"

Tapi sang Rubah tidak menunggu lebih lama lagi untuk mendengar perkataan sang Ayam dan mulai berlari menjauh.

"Tunggu," teriak sang Ayam Jantan tersebut. "Mengapa engkau lari? sekarang anjing adalah teman-teman kamu juga!"

"Ya,"jawab Fox. "Tapi mereka mungkin tidak pernah mendengar berita itu. Selain itu, saya mempunyai tugas yang sangat penting yang hampir saja saya lupakan."

Ayam jantan itu tersenyum sambil membenamkan kepalanya kembali ke bawah bulu sayapnya dan tidur, karena ia telah berhasil memperdaya musuhnya yang sangat licik.

Penipu akan mudah untuk ditakut-takuti.

Angsa dan Telur Emas



Dahulu kala, ada seorang petani yang memiliki seekor angsa yang sangatlah cantik, dimana setiap hari ketika petani tersebut mendatangi kandang angsa, sang Angsa telah menelurkan sebuah telur emas yang berkilauan.

Petani tersebut mengambil dan membawa telur-telur emas tersebut ke pasar dan menjualnya sehingga dalam waktu yang singkat petani tersebut mulai menjadi kaya. Tetapi tidak lama kemudian keserakahan dan ketidak-sabaran petani itu terhadap sang Angsa muncul karena sang Angsa hanya memberikan sebuah telur setiap hari. Sang Petani merasa dia tidak akan cepat menjadi kaya dengan cara begitu.


Suatu hari, setelah menghitung uangnya, sebuah gagasan muncul di kepala petani, gagasan bahwa dia akan mendapatkan semua telur emas sang Angsa sekaligus dengan cara memotong sang Angsa. Tetapi ketika gagasan tersebut dilaksanakan, tidak ada sebuah telur yang dapat dia temukan, dan angsanya yang sangat berharga terlanjur mati dipotong.


Barang siapa yang telah memiliki sesuatu dengan berlimpah, tetapi serakah dan menginginkan yang lebih lagi, akan kehilangan semua yang dimilikinya.

Friday, June 19, 2015

A Bear and A Lion (Beruang dan Singa)

One upon a time a lion and a bear caught and killed a goat. They had a quarrel over it.
“It is mine,” said the bear. “I caught it with my strong paws.”
“It is not yours. It is mine,” said the lion. “I killed it with my strong jaws.”
Then they began to fight over it. They ran up and down the hill, under and over the fallen trees, in and out of the forest. They bit and scratched with their strength, but no one could overcome the other.
At last they both were tired out and could fight no longer. They lay upon the ground, panting and looking at each other.
A fox who was passing by at the time saw them with a dead goat near by. She ran up to them, took the goat home and ate it up.



Terjemahan :
Beruang dan singa



Suatu ketika seekor singa dan seekor beruang menangkap dan mebunuh seekor kambing. Mereka pun berdebat.
“Ini milikku,” kata beruang “Saya menagkapnya dengan kekuatan cakarku.”
“itu bukan milikmu. Itu milikku,” kata singa. “Saya membunuhnya dengan kekuatan rahangku.”
Mereka pun mulai bertengkar. Mereka saling kejar naik turun bukit melewati bawah dan atas batang pohon tumbang, keluar dan masuk hutan. Mereka saling menggigit dan mencakar dengan kekuatan mereka yang mereka miliki, tapi tidak ada yang mampu mengalahkan satu sama lain.
Dan pada akhirnya mereka berdu letih dan tidak bias berkelahi lagi. Mereka berbaring dengan nafas terengah-engah dan saling melihat.
Pada saat yang bersamaan tiba-tiba seekor rubah lewat dan melihat mereka bersama seekor kambing mati di dekatnya. Dia pun mendekat, dan membawa pergi kambing tersebut.